Selainberfungsi sebagai sarana pendidikan komik edukasi juga berfungsi sebagai. Iklan Jawaban 2.3 /5 3 saeayu05 1. Komik adalah media yang digunakan untuk mengekspresikan ide dengan gambar, sering dikombinasikan dengan teks atau informasi visual lainnya. Komik sering mengambil bentuk urutan panel yang disandingkan.
KomikYang Berfungsi Sebagai Sarana Pendidikan Dan Dapat Juga Sebagai Hiburan. Komik promosi komik dapat mempromosikan imaji Dalam hal ini komik berfungsi sebagai penyampai pesan Komik Adalah : Pengertian, Ciri-Ciri Dan Jenis-Jenisnya from seni tari dalam kehidupan manusia sangat beragam dan berkembang.
SaranaPendidikan Atau Edukasi Seni terapan dapat menjadi sarana penunjang dalam bidang pendidikan karena dunia seni mampu berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Contoh karya seni yang memiliki fungsi dalam bidang pendidikan adalah ilustrasi dalam buku pelajaran, poster tata cara prosedur suatu sistem, dan sebagainya.
DqElVPp. Media pembelajaran adalah sarana prasarana dalam menyampaikan materi pembelajaran ke peserta didik. Penentuan media pembelajaran sangat penting agar memotivasi dan meningkatkan hasil belajar peserta sebab itu pada saat pembelajaran jarak jauh maka diperlukan media pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik. Salah satu media yang sering digunakan adalah media visual seperti Komik. Komik merupakan media visuak yang menggabungkan gambar dan kata menjadi sebuah alur cerita dan sangat diminati oleh segala usia karena mudah dipahami dan menarik bagi mereka. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Komik Sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh Christina Indah Metanoia Sihombing Pendidikan Vokasinal Konstruksi Bangunan ChristinaIndahMS_1503618006 Media pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang sering dianggap sebagai alat atau sarana prasana dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Media pembelajaran mempunyai peran penting yaitu memingkatkan dan memotivasi peserta didik dalam memahami materi Listiyani, I. M. & Widayati, A. 2012 PRATIWI, W. & Kurniawan, R. 2013 Purnamasari, H., dkk. 2018 Apriansyah, M. R., dkk. 2020. Komik adalah media grafis atau media visual yang penggabungan dari bentuk/gambar, kata-kata ataupun pengilustrasian dari sebuah materi atau alur cerita yang dimana pembaca dapat membacanya dengan pemahaman dan perasaan dari pembaca sendiri. Ambaryani, G. 2017 Ayu, N. R., dkk. 2019 Issa, S. 2018. Selain itu, komik dapat membantu peserta didik serta pendidik untuk mengekspor berbagai kreativitas dan berpikir kritis Krusemark, R. 2016 Merkt, M., Weigand, S., Heier, A. & Schwan, S. 2011. Komik juga banyak diminatin oleh segala tingkatan pendidikan dan segala umur serta banyak yang memilih untuk membaca komik dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya Septiana, F. E. W., dkk. 2015 Saputra, A. D. 2015. Alasan utama yang menguatkan pemilihan komik menurut kutipan Josh Elder dalam Nawi, A. & Mardiyah, S. 2016335 yaitu dengan istilah “3E” 1 Engangement/Keterlibatan, dimana pembaca mengambil peran aktif dalam memahami makna dari teks dan gambar serta alur cerita yang dibuat. 2 Efficiency/Efisiensi, dimana format yang ada didalam komik dapat menyampaikan informasi dalam waktu yang singkat dan efektif. 3 Effectiveness/Efektivitas, dimana dalam pengelolahan komik dapat meningkatkan daya ingat dan transfer belajar lebih baik. Desain dari komik dapat bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan dari berbagai tingkat pendidikan. Beberapa langkah dalam mendesain komik pendidikan antara lain 1 Mengidentifikasi target yang akan membaca atau memahami isi komik tersebut, 2 Pengidentifikasian warna yang sesuai dengan selera dari tingkatan pendidikan, 3 Pembuatan skenario yang dimulai dari tema dan alur sesuai, Budiarti, W. N. & Haryanto, H. 2016. Kelebihan komik dengan media pembelajaran lain 1 Komik dapat membangkitkan persentase membaca, 2 Memotivasi peserta didik karena media visual yang menarik-menarik, 3 Komik membuat peserta didik dapat berpikir kritis dan kreatif Merkt, M., dkk. 2011 Toh, T. L., dkk. 2017 Krusemark, R. 2016. Kekurangan komik dengan media pembelajaran lain antara lain 1 Komik hanya menggunakan media visual sehingga peserta didik yang mengerti melalui audio akan memilih animasi sebagai media pembelajarannya, 2 Komik dapat membuat rasa bosan dengan dunia nyata Lin, S. F., dkk. 2015 Merkt, M., dkk. 2011 Wang, P. Y., dkk. 2011 Implikasi komik dari berbagai penelitian yang menggunakannya sebagai media pembelajaran sangat baik dan fleksibel, selain itu dapat diimplikasikan di berbagai jenjang tingkatan pendidikan dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi dan dapat dimplikasikan keseluruh usia Harbi, A. 2016 Wallner, L. 2017 Fang, N. 2012. Daftar Pustaka Ambaryani, G. S. A. 2017. PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK UNTUK EFEKTIFITAS DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK. Jurnal Pendidikan Surya Edukasi JPSE, 31, 19–28. Apriansyah, M. R., Sambowo, K. A., & Maulana, A. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran Video Berbasis Animasi Mata Kuliah Ilmu Bahan Bangunan Di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Jurnal Pendidikan Teknik Sipil, 91, 8–18. Ayu, N. R., Arthur, R., & Neolaka, A. 2019. Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Komik pada Konstruksi Bangunan. Jurnal Pensil, 81, 40–46. Budiarti, W. N., & Haryanto, H. 2016. Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv. Jurnal Prima Edukasia, 42, 233. Fang, N. 2012. Using Computer Simulation and Animation to Improve Student Learning of Engineering Dynamics. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 56Ictlhe, 504–512. Harbi, A. 2016. He isn ’ t an animal , he isn ’ t a human ; he is just different ’ exploring the medium of comics in empowering children ’ s critical thinking. Journal of Graphic Novels and Comics, 0000, 1–14. Issa, S. 2018. Comics in the English classroom a guide to teaching comics across English studies. Journal of Graphic Novels and Comics, 94, 310–328. Krusemark, R. 2016. Comic books in the American college classroom a study of student critical thinking. Journal of Graphic Novels and Comics, 00, 1–20. Lin, S. F., Lin, H. shyang, Lee, L., & Yore, L. D. 2015. Are Science Comics a Good Medium for Science Communication? The Case for Public Learning of Nanotechnology. International Journal of Science Education, Part B Communication and Public Engagement, 53, 276–294. Listiyani, I. M., & Widayati, A. 2012. Pengembangan Komik Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi Pada Kompetensi Dasar Persamaan Dasar Akuntansi Untuk Siswa Sma Kelas Xi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 102, 80–94. Merkt, M., Weigand, S., Heier, A., & Schwan, S. 2011. Learning with videos vs. learning with print The role of interactive features. Learning and Instruction, 216, 687–704. Nawi, A., & Mardiyah, S. U. K. 2016. PENGEMBANGAN KOMIK EDUKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN. 22, 333–342. Ogier, S., & Ghosh, K. 2018. Exploring student teachers’ capacity for creativity through the interdisciplinary use of comics in the primary classroom. Journal of Graphic Novels and Comics, 94, 293–309. PRATIWI, W., & Kurniawan, R. 2013. Penerapan Media Komik Sebagai Media Pembelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 3 Ponorogo. Jurnal Pendidikan Ekonomi JUPE, 13, 1–16. Purnamasari, H., Siswoyo, S., & Serevina, V. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran E-Komik Pada Materi Dinamika Rotasi. VII, SNF2018-PE-29-SNF2018-PE-35. Saputra, A. D. 2015. Aplikasi Komik sebagai Media. M U a D D I B, 05ISSN 2088-3390, 01. Septiana, F. E. W., Syafi’i, W., & Darmadi. 2015. Pengembangan Komik Sebagai Media Pembelajaran IPA Kelas VII SMP pada Materi Pokok Interaksi Makhluk Hidup dan Lingkungan. 1–12. Toh, T. L., Cheng, L. P., Ho, S. Y., Jiang, H., & Lim, K. M. 2017. Use of comics to enhance students’ learning for the development of the twenty-first century competencies in the mathematics classroom. Asia Pacific Journal of Education, 374, 437–452. Wallner, L. 2017. Speak of the bubble – constructing comic book bubbles as literary devices in a primary school classroom literary devices in a primary school classroom. Journal of Graphic Novels and Comics, 0000, 1–21. Wang, P. Y., Vaughn, B. K., & Liu, M. 2011. The impact of animation interactivity on novices’ learning of introductory statistics. Computers and Education, 561, 300–311. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this paper discusses the use of comics in teaching mathematics in the secondary mathematics classroom. We explicate how the use of comics in teaching mathematics can prepare students for the twenty-first century competencies. We developed an alternative teaching package using comics for two lower secondary mathematics topics. This alternative teaching package consists of 1 several sets of comic strips expounding all related mathematical concepts in a lively way; 2 tiered practice questions for learning reinforcement; and 3 a set of proposed lesson outlines with suggestions on how to use the comics for mathematics teaching. We also report how one of the teachers in our study used this teaching package in her mathematics lessons. Her lessons were video-recorded and 11 students were interviewed to help us understand how the mathematics comics lessons were enacted and the students’ perception of comics as instruction. We identified instances in which the teacher tweaked the provided resource to further enhance student learning and incorporated elements of the twenty-first century competencies during her lessons. Through selected student interviews, we also identified instances in which students commented on their gain from the new approach from the perspective of the twenty-first century competencies. Susan OgierKerenza GhoshThe place of arts within primary education is under constant pressure for a variety of reasons, but never more so than under the current political and educational climate in schools in England, where teachers must ensure that children are able to meet test criteria in core’ subjects. Time in the curriculum for learning experiences that children enjoy, which enable them to develop their imagination and creative abilities, can be squeezed almost to non-existence in some English schools. Using materials such as comics, that are understood to be enjoyed by children but are essentially seen by adults as leisure pursuits, can be an innovative way to motivate and inspire children’s learning across the curriculum. For undergraduate student teachers on a Primary Initial Teacher Education course at a university in London, UK, the opportunity to experience children’s learning in and through arts subjects, alongside literacy, is seen as fundamental to their own self-development as creative teachers of the future. This article will explore the potential of comics as a medium for learning in art and literacy, and show how one group of student teachers developed confidence in their own creative capacity through devising and implementing a cross-curricular project based on comics. Lars WallnerThis article investigates teachers’ and pupils’ use of speech and thought bubbles in a classroom literacy project involving comics. Through studying video data on naturally occurring classroom interaction whereby participants in Grade 3 ages 9–10 talk about bubbles, the aim of this article is to increase knowledge of how bubbles are constructed as devices of literacy. The analysis focuses on the action-oriented aspects of discursive psychology emphasis, word repetition, uptake and the use of signs, symbols, and text in the comics. Results show how participants negotiate combinations of shapes, symbols and text to construct common knowledge concerning bubbles. Furthermore, teachers use pupils’ drawn bubbles, adding to them a variety of multimodal expressions, thereby illustrating how narrative focalization and character prosody are constructed in the reading of comics. The study of how bubbles are constructed contributes to a larger theme of studying classroom instruction using comics as resources for doing books possessing the features of humour, narrative, and visual representation are deemed as a potential medium for science communication; however, empirical studies exploring the effects of comics are scarce. The purposes of this study were to examine and compare the impacts of a comic book and a text booklet on conveying the concepts of nanotechnology and to investigate public perceptions of using comics as a tool for science communication. A mixed-methods quasi-experimental design was used to explore these central issues. Three instruments were adopted to assess public knowledge of nanotechnology, public attitudes towards nanotechnology, and public emotional perceptions of learning science. Furthermore, 7 short-answer questions accompanying the posttest as well as interviews were administered to enrich the instrument results. The proportional stratified sampling method was used to recruit more than 300 adults as a pool of participants. Finally, the responses of 194 participants who completed the instruments were analysed. The results indicated that the comic book significantly promoted laypeople's knowledge of and attitudes towards nanotechnology as did the text booklet. It is noted that the comic book increased the participants' interest in and enjoyment of learning, while the text booklet decreased their interest and enjoyment. More comic readers were interested in learning nanotechnology via comics than text readers were interested in learning via text. Although there was no significant difference between the 2 media in the aspects of knowledge and attitude, the results of emotional perceptions imply that science comics have the potential to develop laypeople's ongoing interest and enjoyment for learning science by reading Mei Listiyani Ani WidayatiPenelitian ini bertujuan 1 Mengembangkan komik sebagai media pembelajaranakuntansi untuk siswa SMA kelas XI; 2 Mengetahui kelayakan komik akuntansi berdasarkanpenilaian ahli materi, ahli media dan guru akuntansi; 3 Mengetahui pendapat siswa mengenaimedia pembelajaran berbentuk komik akuntansi 4 Mengetahui dampak penggunaan komikakuntansi pada pembelajaran akuntansi SMA Kelas XI melalui nilai tes siswa untuk kompetensipersamaan dasar ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan Research andDevelopment dalam pembelajaran Akuntansi di Sekolah Menengah Atas. Modelpengembangan yang diterapkan terdiri atas; 1 tahap analisis kebutuhan, 2 tahap desainproduk, 3 tahap produksi, 4 tahap validasi dan evaluasi, 5 tahap revisi, 6 tahap uji cobaproduk, serta 7 tahap analisis dan revisi akhir. Tahap validasi dilakukan dengan validasiproduk yang dilakukan oleh ahli materi akuntansi, ahli media pembelajaran dan praktisipembelajaran akuntansi SMA yaitu guru akuntansi SMAN I Candimulyo. Produk yangdikembangkan diujicobakan pada 24 siswa kelas XI SMAN 1 Candimulyo. Pengumpulan datadilakukan dengan angket dan tes. Angket kelayakan untuk ahli dan praktisi, angket pendapatdan soal tes ditujukan kepada penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran berbentuk Komik Akuntansiini sangat layak untuk digunakan, terbukti dengan skor penilaian oleh ahli materi denganjumlah 131,11 atau sebesar 87,54% sangat baik, skor penilaian ahli media jumlah 105,50 atausebesar 92% sangat baik dan skor penilaian oleh praktisi pembelajaran dengan jumlah 169atau sebesar 99,39% sangat baik. Pada ujicoba lapangan pembelajaran dengan menggunakankomik akuntansi, berhasil meningkatkan rata-rata nilai test siswa dari 51,88 manjadi 92, demikian, media pembelajaran berbentuk komik ini sangat layak digunakan untukpembelajaran akuntansi di SMA Kelas Kunci Komik Akuntansi, Media Pembelajaran, Persamaan Dasar Alumni Renee KrusemarkAmerican college literature classes often have objectives and outcomes to address needed real-world skills, such as critical thinking, but the methods to teach and measure these skills has been considered outdated. Comic books, as a type of multimodal literature, are perceived to connect to real-world reading and writing better than traditional text-only’ literature; furthermore, comic books are gaining educational merit as their use in the classroom has increased in the twenty-first century. Using a mixed-method embedded design, this study explored how comic books engage critical thinking in a group N = 17 of American college literature students and how this critical thinking compared to critical thinking engagement in traditional no images literature. The study suggests that comic books engage student critical thinking at levels equal to or greater than traditional no images complementary studies, one in the laboratory and one in the field, compared the usage patterns and the effectiveness of interactive videos and illustrated textbooks when German secondary school students learned complex content. For this purpose, two videos affording different degrees of interactivity and a content-equivalent illustrated textbook were used. Both studies showed that in contrast to previous studies working with non-interactive videos, the effectiveness of interactive videos was at least comparable to that of print, probably due to the possibilities provided for self-regulated information processing. It was shown that the interactive features of the videos were used spontaneously. However, features enabling micro-level activities, such as stopping the video or browsing, seemed to be more beneficial for learning than features enabling macro-level activities, such as referring to a table of contents or an index. This finding is explained by students’ misconceptions about the use of features enabling macro-level WangBrandon K. Vaughn Min LiuThis study examined the impact of animation interactivity on novices’ learning of introductory statistics. The interactive animation program used in this study was created with Adobe Flash following Mayer’s multimedia design principles as well as Kristof and Satran’s interactivity theory. This study was guided by three main questions 1 Is there any difference in achievement improvement among students who use different interactive levels of an animation program? 2 Is there any difference in confidence improvement among students who use different interactive levels of an animation program? 3 Is there any difference in program perception among students who use different interactive levels of an animation program?Penerapan Media Komik Sebagai Media Pembelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 3 PonorogoW PratiwiR KurniawanPRATIWI, W., & Kurniawan, R. 2013. Penerapan Media Komik Sebagai Media Pembelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 3 Ponorogo. Jurnal Pendidikan Ekonomi JUPE, 13, 1-16.
Contoh komik Sosiologi mengenai materi Interaksi Sosial. Foto ainun rahayu/kumparanDalam dunia pendidikan saat ini, banyak sekali inovasi-inovasi baru yang berkaitan dengan pembelajaran. Inovasi tersebut dapat berupa media pembelajaran yang diciptakan dengan tujuan meningkatkan mutu dan kualitas belajar peserta didik . Artinya disini untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah, semua komponen pendidikan yang ada harus saling bekerjasama dalam proses pembelajaran di sekolah. Pada hakikatnya istilah pembelajaran identik dengan proses belajar mengajar yang termasuk kedalam proses komunikasi, hal tersebut dapat dikatakan demikian karena didalamnya terdapat proses penyampaian pesan dari sumber pesan dalam hal ini seorang pendidik atau guru dengan menggunakan saluran atau media tertentu kepada penerima pesan peserta didik. Media dapat diartikan sebagai perantara atau alat pengantar pesan. Pesan yang dimaksud disini dapat berupa bahan ajar atau materi pelajaran. Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Dalam hal ini, penggunaan media pembelajaran sangat penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran karena beberapa faktor diantaranya media pembelajaran dapat membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan minat belajar serta motivasi belajar siswa, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan sebagainya. Dengan adanya manfaat dari penggunaan media pembelajaran tersebut maka dari itu seorang pendidik atau seorang guru disarankan untuk menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan. Menurut Wina Sanjaya 2008226-227 terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam memilih media pembelajaran. Pertama, media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kedua, media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan materi pembelajaran. Ketiga, media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Dalam hal ini, seorang guru harus dapat memahami karakteristik setiap siswa. Contohnya siswa dengan minat gaya belajar visual maka media pembelajaran yang cocok adalah media grafis. Keempat, media pembelajaran yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien. Dan yang kelima media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan guru dalam mengoperasikan nya, karena jika guru tidak dapat mengoperasikan ataupun menguasai media pembelajaran yang dibawanya maka tujuan dari media pembelajaran tersebut tidak dapat tercapai dengan baik dan membuat siswa tidak memahami materi yang diberikan guru. Terdapat berbagai jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Diantaranya adalah media grafis berupa foto, gambar, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan sebagainya. Berbeda halnya dengan media proyeksi berupa OHP, film bingkai slide, microfilm dan sebagainya. Ada juga, media audio berupa radio, rekaman, dan sebagainya. Dalam ulasan kali ini media pembelajaran yang akan dibahas adalah media komik. Seperti yang kita ketahui bahwa komik adalah salah satu media grafis yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di sekolah. Komik merupakan bentuk kartun yang membentuk cerita dalam urutan gambar-gambar saling berhubungan erat serta dirancang untuk menghibur para pembacanya Nana dan Ahmad, 201569. Sehingga komik dapat diartikan sebagai cerita yang diurutkan sedemikian rupa membentuk gambar-gambar unik yang dibarengi dengan dialog para tokoh dalam menggambarkan suatu cerita. Komik dinilai sederhana dan banyak digemari oleh banyak orang, maka dari itu hal ini menjadikan komik sebagai salah satu media pembelajaran. Pada awalnya komik hanya dijadikan sebagai hiburan bagi pembacanya, namun ternyata komik juga dapat diselipkan materi pelajaran di dalamnya sehingga dapat berfungsi menjadi sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam menjelaskan berbagai macam mata pelajaran, salah satu nya mata pelajaran sosiologi di bangku Sekolah Menengah Atas SMA. Mendengar istilah sosiologi tentu tidak asing lagi di dengar. Pasalnya ilmu sosiologi ini berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam Soekanto, 201718 menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran yang kompleks, tentu saja salat satu media pembelajaran yang digunakan yang sederhana seperti komik. Dalam penggunaan komik sebagai media pembelajaran, tentu saja harus disesuaikan dengan bahan ajar atau materi yang diajarkan. Komik yang di sajikan didalamnya terdapat potongan materi yang singkat, padat, dan jelas namun tidak dalam bentuk kesatuan buku, melainkan dijadikan per bab sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sebagai contoh, seorang guru mengajar mata pelajaran sosiologi mengenai materi interaksi sosial dan menggunakan komik sebagai media pemelajarannya. Gambar yang ada didalam komik tersebut berguna sebagai ilustrasi dari cerita bagaimana interaksi sosial dapat terjadi di masyarakat. Selanjutnya materi interaksi sosial di sampaikan melalui percakapan antar tokoh yang terdapat dalam komik tersebut. Setelah seorang guru menyajikan komik mata pelajaran sosiologi yang berkaitan dengan interaksi sosial tersebut. Agar proses pembelajaran dapat terjadi dua arah antara guru dan siswa. Karena pada hakikatnya media pembelajaran hanya dijadikan sebagai penunjang proses pembelajaran saja atau pengantar materi. Maka dari itu selanjutnya tugas seorang guru adalah menjelaskan mengenai materi interaksi sosial di depan kelas, mulai dari pengertian interaksi sosial, syarat terjadinya interaksi sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial dan sebagainya. Sehingga disini selain belajar menggunakan media komik, siswa juga memahami materi yang diajarkan melaui penjelasan yang diberikan oleh seorang guru. Media pembelajaran komik, tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan nya antara lain dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar, selain itu dengan adanya gambar dalam komik membuat siswa semangat dalam belajar dan tidak merasa bosan serta materi pelajaran yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh siswa melalui dialog antar tokoh dalam komik. Sedangkan kekurangan nya ialah media pembelajaran komik menjadi efektif bila hanya diterapkan kepada siswa yang bergaya belajar visual saja, selain itu penggunaan media pembelajaran komik dianggap terlalu dengan adanya kekurangan yang telah dipaparkan diatas tidak lantas membuat seorang guru berhenti menggunakan komik sebagai media pembelajaran, melainkan dalam membuat komik harus lebih diperhatikan kembali dalam pemilihan kata serta tidak terlalu membuat gambar banyak agar komik tidak membingungkan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi.
– Komik adalah bacaan yang sangat popular, sekarang ini komik merupakan salah satu bacaan yang paling populer pada anak-anak, tetapi tidak hanya pada anak-anak yang penggemar komik, bahkan pada orang dewasa suka membacanya. Komik memang bacaan yang dibutuhkan pada usia anak-anak dan dan remaja, selain kisah indah yang bisa dibaca dalam komik, ada juga gambar-gambar menarik sebagai dukungan untuk memikat hati pembaca, terutama anak-anak. Seperti yang kita tahu komik itu mudah ditemukan bahkan di toko buku ada banyak jenis komik dengan cerita yang berbeda. Di tempat-tempat yang mudah disewa komik, komik sangat diminati. Komik Adalah Komik adalah cerita bergambar yang mudah ditelan dan menyenangkan biasanya di majalah surat kabar atau dalam bentuk buku. Selain pemahaman komik yang disebutkan di atas, komik juga dapat diartikan sebagai karya sastra dalam bentuk cerita yang disajikan dalam bentuk gambar yang memiliki tokoh luar biasa dalam sejarah. Komik umumnya mengandung cerita fiksi atau tidak nyata. Kemudian dapat kita simpulkan bahwa komik adalah salah satu media yang berfungsi untuk menyampaikan cerita melalui ilustrasi gambar untuk pendeskripsian cerita. Pengertian Komik Menurut Para Ahli 1. Menurut Franz & Meier 199455 2. Menurut Scott McCloud 2002nine 3. Menurut Hurlock 1978 4. Menurut Sudjana dan Rifai 2011 Ciri-Ciri Komik 1. Untuk Menyampaikan Cerita Melalui Gambar dan Bahasa 2. Bersifat Proposional three. Bahasa Percakapan four. Bersifat Kepahlawanan 5. Penggambaran Watak 6. Menyediakan Humor Jenis-jenis Komik 1. Komik Strip comic strip 2. Komik Buku three. Komik Humor dan Petualangan 4. Komik Biografi dan Komik Ilmiah Pembagian Komik Berdasarkan Jenis Cerita 1. Komik Edukasi two. Komik Promosi Iklan three. Komik Wayang 4. Komik Silat Share this Related posts Pengertian Komik Menurut Para Ahli Adapun pengetian komik menurut para ahli adalah sebagai berikut 1. Menurut Franz & Meier 199455 Komik adalah cerita yang menekankan gerakan dan aksi, diwakili oleh serangkaian gambar dengan kombinasi kata-kata yang unik. 2. Menurut Scott McCloud 20029 Komik adalah kumpulan gambar yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau untuk menghasilkan respons estetika bagi mereka yang melihatnya. Semua teks dalam cerita yang terkandung dalam komik disusun dengan tertib dan terhubung antara gambar dan kata-kata. Gambar dalam komik ditafsirkan sebagai gambar statis, disusun satu demi satu dan berkorelasi di antara gambar untuk membentuk sebuah cerita. Baca Juga Kampanye Adalah 3. Menurut Hurlock 1978 Komik adalah media yang menyediakan model yang meningkatkan dan mengembangkan kepribadian anak-anak serta genre sastra lainnya untuk anak-anak, dapat digunakan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan cerita, pesan, dan bahkan pertanyaan yang bersifat ilmiah. 4. Menurut Sudjana dan Rifai 2011 Komik dapat digunakan sebagai materi pendidikan dalam bentuk komik. Komik dapat digunakan sebagai bahan pengajaran karena membuat pengajaran dan pembelajaran menjadi efektif, meningkatkan minat belajar siswa dan membangkitkan minat pada apresiasi siswa. Dari berbagai pendapat tentang komik menurut para ahli yang dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa komik adalah cerita dalam bentuk koleksi gambar, di mana deskripsi dalam bentuk teks diberikan untuk menjelaskan cerita. Dalam dunia pendidikan, komik dapat digunakan sebagai bahan ajar atau bahan belajar. Sedangkan untuk bahan ajar, plotnya seperti komik yang menceritakan tentang potensi lokal di wilayah itu. Hal ini disebut pendidikan kearifan lokal. Ciri-Ciri Komik Seperti dalam kasus fiksi dan non-fiksi, komik memiliki ciri-ciri berbeda yang berbeda dari karya sastra lainnya. Adapun ciri-ciri komik antara lain sebagai berikut i. Untuk Menyampaikan Cerita Melalui Gambar dan Bahasa Ini tentu berbeda dengan karya-karya fiksi dan non-fiksi lainnya yang menceritakan kisah dalam bentuk verbal. 2. Bersifat Proposional Komik dapat secara langsung melibatkan pembaca secara emosional ketika mereka membaca komik. Pembaca suka memainkan peran yang terlibat dalam komik dan menjadi aktor utama. 3. Bahasa Percakapan Komik tidak pernah menggunakan bahasa yang sulit dipahami pembaca. Komik biasanya menggunakan bahasa yang digunakan untuk percakapan sehari-hari sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami isi komik. 4. Bersifat Kepahlawanan Secara umum, isi cerita yang terkandung dalam komik akan memberi pembaca rasa atau sikap heroik dan kepahlawanan. Baca Juga Berpikir Kritis Adalah v. Penggambaran Watak Penggambaran karakter dalam komik biasanya dijelaskan dengan cara yang sederhana sehingga pembaca dapat lebih memahami karakteristik yang terlibat dalam komik. six. Menyediakan Sense of humor Humor yang ditampilkan dalam komik mudah dipahami oleh pembaca komik, karena humor yang ditampilkan sering terjadi di komunitas. Jenis-jenis Komik Sama halnya dengan berbagai genre sastra yang lain, komik juga dapat dibedakan kedalam beberapa kategori. Komik dapat dibedakan menjadi 3, yaitu 1. Komik Strip comic strip Komik strip merupakan komik yang hanya terdiri dari beberapa panel gambar saja, tetapi konten mengungkapkan keseluruhan gagasan. Karena hanya ada beberapa gambar dan ide-ide yang diajukan tidak terlalu banyak, biasanya hanya fokus diskusi dalam menanggapi berbagai peristiwa dan masalah saat ini. Komik bergaris mudah ditemukan di majalah dan koran untuk anak-anak seperti Bobo dan Kids Fantasy. two. Komik Buku Komik buku adalah komik yang terdiri dari buku-buku dan biasanya berisi cerita lengkap. Komik biasanya ditayangkan dan judul komik sering muncul dalam puluhan seri dan tampaknya tak ada habisnya. Benar-benar ada komik yang menyajikan kisah berkelanjutan, tetapi beberapa tidak. Yaitu antara seri komik sebelum dan sesudah tidak ada hubungan antara peristiwa dan konflik yang memiliki sebab dan akibat. 3. Komik Humor dan Petualangan Komik ini adalah salah satu komik yang sangat disukai anak-anak. Dalam kontenya, komik adalah yang menghadirkan sesuatu yang lucu yang membuat pembaca tertawa ketika mereka menikmati komik. Aspek humor atau sense of humour dapat diperoleh dengan cara yang berbeda baik melalui gambar atau melalui kata-kata. Komik lucu biasanya menampilkan gambar-gambar lucu baik dari segi bagian, ukuran tubuh, penampilan, proporsi bagian tubuh dan bagian-bagian tubuh yang paling sering tampak aneh. Petualangan komik adalah komik yang menampilkan kisah petualangan karakter dalam konteks pelacakan, pencarian, pertempuran, pertahanan, atau tindakan lain yang termasuk dalam petualangan aksi. Komik ini memiliki dua kelompok karakter yang baik dan yang buruk dan yang berjuang untuk sesuatu atau mempertahankan prinsip mereka masing-masing dan hampir pasti bahwa kelompok yang baik selalu memenangkan pertarungan meskipun banyak kesulitan sebelumnya. 4. Komik Biografi dan Komik Ilmiah Komik biografi adalah kisah hidup tokoh sejarah yang digambarkan dalam bentuk komik. Biografi tokoh-tokoh tersebut biasanya ditulis dalam bentuk buku-buku biografi yang hanya menggunakan simbol-simbol verbal. Komik ini selalu dikaitkan dengan aspek lain yang sesuai dengan karakter yang dipersonifikasikan, misalnya dengan aspek sejarah, seni, agama dan lain-lain. Komik ilmiah adalah campuran narasi dan komik. Dalam komik ilmiah, fokusnya adalah pada proses penemuan dan hasilnya. Contoh buku naratif dan komik dari seri penemuan yang disebutkan di atas termasuk penemuan telepon, penemuan televisi, penemuan pesawat terbang, penemuan mobil, penemuan film dan banyak lagi. Baca Juga Komunikasi Interpersonal Adalah Buku komik, yang ditulis dengan kemasan komik Memahami Komik Scott McCloud yang disebutkan dalam artikel ini, tampaknya diklasifikasikan sebagai komik ilmiah murni karena berisi lebih banyak deskripsi konseptual tanpa unsur-unsur unsur biografis. Pembagian Komik Berdasarkan Jenis Cerita i. Komik Edukasi Komik edukasi memiliki 2 fungsi Yang pertama adalah fungsi hiburan Yang kedua dapat digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk tujuan pendidikan. Ini karena posisi komik semakin bergerak ke arah yang baik karena masyarakat telah mengakui nilai komersial dan pendidikan yang biasanya dibawa. 2. Komik Promosi Iklan Komik dapat mempromosikan imajinasi yang sejalan dengan dunia anak-anak, sehingga komik muncul yang digunakan untuk tujuan promosi pada suatu produk. Tampilan iklan iklan ini biasanya menggunakan sosok superhero. 3. Komik Wayang Komik wayang adalah komik yang menceritakan kisah boneka, seperti komik yang menceritakan komik tentang Mahabharata yang menjelaskan perang hebat antara Kurawa dan Pandawa dan Ramayana yang berbicara tentang penculikan dewi Shinta. Jenis komik di Indonesia muncul di tahun lx-an dan 70-an dengan sejumlah komik dari periode itu, terutama kelahiran Gatotkatja Keng Po, Raden Palasara oleh Johnlo. Kisah Mahabharata adalah karya RA Kosasih yang dikenal karena publikasi melodi oleh Bandung. iv. Komik Silat Komik Silat sangat populer karena tema silat yang didominasi oleh adegan aksi atau pertempuran masih menjadi panutan. Misalnya Jepang dengan Ninja dan Samurai atau communist china dengan kungfunya, sebut saja naruto. Sekian artikel tentang komik ini semoga bisa memberi manfaat bagi kita semua, Terimakasih.
d. Kelebihan Komik sebagai Media Pembelajaran Perkembangan media belajar sudah semakin berkembang karena kemajuan teknologi. Begitu pula dengan perkembangan dunia di bidang seni dan pendidikan. Saat ini, keduanya sudah dapat dipadukan untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan menarik perhatian peserta didik, salah satunya adalah komik. Komik saat ini tidak hanya berfungsi sebagai buku bacaan saja, namun komik dapat dijadikan sebagai suatu media yang dapat dipergunakan untuk proses belajar. Menurut Waluyanto 2005 51 komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pada konteks ini, pembelajaran merujuk pada sebuah proses komunikasi yang terjalin antara si pembaca yang adalah peserta didik dan penggunaan komik sebagai sumber belajar. Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Komik memiliki beberapa keunggulan yang dapat meningkatkan mutu penggunaannya sebagai sarana belajar. Menurut pendapat Smith 2006 6, diketahui bahwa komik memiliki keunggulan sebagai berikut 1. Komik merupakan media yang tepat bagi peserta didik dengan karakter belajar visual yang baik dan memiliki kemampuan fokus rendah, terlebih melalui kombinasi teks dan ilustrasi. 2. Komik mampu mendukung perkembangan imajinasi peserta didik dalam pembelajaran sehingga peserta didik tidak hanya terfokus dengan belajar menghafal rote learning. 3. Penggunaan ilustrasi dalam komik dapat meningkatkan kemampuan analisis peserta didik terhadap suatu literatur dan menemukan informasi yang terdapat di dalamnya. 4. Mengarahkan peserta didik untuk belajar mandiri dengan membaca dan memahami informasi yang ada didalam komik. Selain itu, komik adalah salah satu wujud penyajian materi pembelajaran yang dapat menampilkan permasalahan-permasalahan yang relevan dengan peristiwa atau kejadian nyata di kehidupan sehari-hari, kelebihan inilah yang membuat komik semakin mudah dipahami oleh peserta didik Sekolah Dasar Smith, 2006 7. Hal ini tentunya dapat membantu guru dalam menyampaikan konsep-konsep yang abstrak ke dalam bentuk yang lebih konkret berupa gambar dan menarik bagi peserta didik. Komik menurut Gene dalam Wurianto, 2009, memiliki lima kelebihan jika digunakan dalam pembelajaran yaitu 1. Komik dapat memotivasi peserta didik selama proses belajar mengajar. 2. Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Komik bersifat permanen; komik bisa membangkitkan minat membaca dan mengarahkan peserta didik untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca. 4. Komik adalah bagian dari budaya popular. 5. Komik sebagai media pembelajaran juga dapat memperjelas materi, menciptakan nilai rasa lebih dalam memahami materi, membangkitkan perhatian dan minat peserta didik untuk membaca Hermawan, 2011. Sehingga, munculah motivasi rasa keingintahuan peserta didik untuk terus belajar. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelebihan komik sebagai media pembelajaran adalah komik dapat menjadi suatu media pembelajaran yang dapat menarik motivasi dan semangat belajar melalui pembelajaran visual. e. Kelebihan Gambar sebagai Visualisasi Seni Rupa dalam Komik
Salam kenal, nama saya Si Rajin. Sebagai seorang penulis, saya ingin mengajak pembaca untuk membahas tentang fungsi komik sebagai sarana edukasi. Melalui artikel ini, saya akan menjelaskan secara detail dan terstruktur bagaimana komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif. Pengertian Komik Sejarah Komik Fungsi Komik Sebagai Sarana Edukasi FAQ Kelebihan Penggunaan Komik Tips Membuat Komik Edukatif Kesimpulan Pengertian Komik Komik atau kadang disebut juga sebagai buku komik, adalah sebuah media atau bahan bacaan yang menggunakan gambar dan teks untuk menceritakan sebuah cerita. Biasanya, komik dibuat dengan menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami sehingga dapat menarik perhatian pembaca dari berbagai kalangan usia. Sejarah Komik Sejarah komik dimulai sejak abad ke-18 di Inggris. Saat itu, komik masih berupa kartun-kartun singkat yang dimuat di koran. Pada tahun 1895, Outcault menciptakan karakter kartun populer bernama The Yellow Kid yang menjadi terkenal di Amerika Serikat. Fungsi Komik Sebagai Sarana Edukasi Komik dapat digunakan sebagai sarana edukasi yang efektif. Berikut adalah beberapa fungsi komik sebagai media pembelajaran Komik dapat membantu meningkatkan minat baca pada anak-anak dan remaja. Komik dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Komik dapat membantu meningkatkan pemahaman terhadap berbagai topik yang sulit dipahami. Komik dapat membantu meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak-anak. Komik dapat menjadi media yang menyenangkan untuk belajar. Komik dapat membantu memperkaya kosakata dan pengucapan bahasa. Komik dapat membantu meningkatkan kemampuan visualisasi dan pemecahan masalah. Komik dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosional. FAQ Apakah komik hanya cocok untuk anak-anak? Tidak. Komik dapat digunakan untuk semua kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Apakah komik dapat menggantikan buku teks? Tidak. Komik dapat digunakan sebagai media tambahan untuk memperjelas materi pembelajaran, namun tetap perlu digunakan buku teks sebagai sumber utama informasi. Apakah komik hanya digunakan untuk materi pelajaran sains dan matematika? Tidak. Komik dapat digunakan untuk semua mata pelajaran, termasuk bahasa dan seni. Bagaimana cara membuat komik yang edukatif? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti pemilihan tema yang sesuai, bahasa yang mudah dipahami, serta penggunaan gambar yang menarik dan bisa mendukung cerita. Apakah komik dapat membantu meningkatkan kreativitas? Ya. Komik dapat membantu meningkatkan kreativitas dan imajinasi seseorang dalam menggambar dan menulis cerita. Apakah komik dapat membantu memperkaya kosakata? Ya. Dalam komik, penggunaan kosakata yang beragam dapat membantu meningkatkan kosakata dan pengucapan bahasa. Apakah komik dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosional? Ya. Komik dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosional dengan mengajarkan nilai-nilai moral melalui cerita yang disampaikan. Apakah komik dapat digunakan sebagai media promosi produk? Ya. Komik dapat digunakan sebagai media promosi produk dengan mengemas cerita yang menarik dan informatif. Kelebihan Penggunaan Komik Berikut adalah beberapa kelebihan penggunaan komik sebagai sarana edukasi Media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan Dapat meningkatkan minat baca pada anak-anak dan remaja Membantu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Dapat menjadi media untuk memperkenalkan budaya dan tradisi tertentu Dapat digunakan untuk semua kalangan usia Tips Membuat Komik Edukatif Berikut adalah beberapa tips dalam membuat komik yang edukatif Pilih tema yang sesuai dengan target pembaca Buat cerita yang mudah dipahami dan menghibur Gunakan bahasa yang mudah dipahami Pilih gambar yang menarik dan mendukung cerita Gunakan layout yang menarik dan rapi Gunakan dialog yang singkat dan padat Masukkan nilai-nilai moral dalam cerita Periksa kembali kesalahan yang ada sebelum dipublikasikan Kesimpulan Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang fungsi komik sebagai sarana edukasi. Komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, serta dapat membantu meningkatkan minat baca, kemampuan membaca dan menulis, serta kreativitas pembaca. Dengan memperhatikan beberapa tips dalam membuat komik yang edukatif, kita dapat menciptakan sebuah media pembelajaran yang menarik, mudah dipahami, dan bermanfaat.
selain berfungsi sebagai sarana pendidikan komik edukasi juga berfungsi sebagai